بسم الله الرحمن الرحيم
(Ringkasan Buku TINTA UNGU, Mengupas Tuntas Akankah Aqidah Islam Membenarkan Seorang Mukmin Ikut Andil Dalam Pemilu)
Oleh : Al Ustadz Abu Abdil Malik Abdul A’la Assugihany حفظه الله
Berikut ini adalah sari tinta nasehat yang disegerakan terkait hukum ikut andil dalam pemilu demokrasi, dimana sebenarnya sudah kami tulis buku besar yang in sya Alloh mengupas secara tuntas hukum seorang mukmin ikut andil dalam pemilu, yang berjudul Tinta Ungu. Namun -qoddarolloh- dikarenakan pembahasannya yang sangat panjang hingga akhirnya banyak nukilan kalam ulama yang belum selesai diterjemahkan, yang kemudian menjadi penghambat untuk segera dirilisnya buku tersebut.
Seiring berlalunya kalender pemilu 2019, kami pun mulai menepi dari pembahasan ini, sembari mengira dan terus mengharap demam pemilu pada jiwa-jiwa kaum muslimin kian mereda. Namun setelah kembali menilik kondisi mereka menjelang pemilu 2024 ini, terkhusus orang-orang yang menisbahkan diri pada salaf, ternyata didapati banyak dari mereka semakin hari bukannya semakin sadar tentang hakikat pemilu, bahkan semakin banyak yang tertipu.
Padahal fakta pemilu demokrasi tak henti-hentinya mengungkap jati dirinya sebagai panggung sandiwara politik yang kelam. Dengan wajah seram dan suaranya yang lantang ia berteriak bahwa ia bukanlah sarana untuk mencari pemimpin yang baik, melainkan murni ajang permainan dan trik kuffar untuk mengacak-acak serta memporak-porandakan tata kenegaraan. Namun sayang seribu sayang, suara keras itu tidak pernah lagi terdengar oleh telinga orang-orang yang sudah mati.
لقد أمسعت لو انديت حيا ولكن ال حياة ملن تنادي
“Sungguh telah kau perdengar andai orang hidup kau panggili
Sayangnya yang kau panggil adalah orang yang sudah mati”
Rata-rata dari mereka hanya berpedoman pada dhohir fatwa para ulama yang membolehkan, tanpa mau mencermati dan memeriksa ulang apakah data dan fakta berikut hasil di lapangan sudah benar-benar sesuai dengan yang difatwakan oleh para ulama mulia tadi. Sebab, seluruh fatwa ulama yang membolehkan semuanya bersyarat, sementara syarat tersebut tidak didapati bahkan tidak akan bias didapati dalam kenyataan.
Paling pilunya, mengapa mereka lebih mudah terpanggil untuk ikut andil dalam pemilu sementara mereka semua tahu dan sepakat bahwa pemilu pada dasarnya adalah dosa besar, sedangkan manfaat yang mereka cari atau mafsadat yang berusaha mereka hindari dengan pemilu statusnya tak lebih hanyalah sebuah angan-angan, ditambah lagi dengan fakta yang selalu membuktikan sebaliknya, namun meski demikian mereka tetap saja tidak bergeming.
Entah karena keasyikan ikut meramaikan dan menikmati euforia pesta demokrasi yang diselenggarakan tiap lima tahunan itu, ataukah karena phobia dan takut dicap sebagai rakyat yang tidak patuh pada penguasa, atau memang benar-benar tulus ingin kebaikan namun salah jalan, atau karena alasan lain. Yang jelas, sifat waro’ dan kehati-hatian seorang mukmin seharusnya menjadikannya tidak semudah itu menerjang dosa sebesar pemilu.
Berangkat dari sinilah kami memohon pertolongan kepada Alloh untuk mencoba sekali lagi menyegerakan nasehat, dengan meringkas argumen-argumen serta kaedah-kaedah yang sudah termuat dalam buku Tinta Ungu. Dimana seluruh argumen dan kaedah itu disarikan dari kalam seorang alim tak terbantahkan Imam negeri Yaman Syaikh Muqbil bin Hadi Alwadi’iy –semoga Alloh merohmati-. Bagi yang ingin memperdalam mengenai nukilan kalam ulama beserta dalil-dalilnya insya Alloh suatu hari nanti bisa merujuk kepada buku Tinta Ungu, adapun dalam nasehat kali ini kami hanya meringkas dan menyebutkan bagian terpentingnya saja.
Berharap dengan seuntai nasehat ringkas ini Alloh menghidupkan kembali hati-hati yang telah mati, membangunkan jiwa-jiwa yang tengah terlelap dan terperangkap dalam mimpi. Dan semoga Alloh senantiasa menuntun kita semua kepada jalan yang terbaik, dan menyelamatkan kita beserta kaum muslimin dari fitnah-fitnah dan kegelapan yang menyesatkan.
Catatan: mohon maaf apabila dalam buku ini sebagian besar ayat Alqur’an tidak kami terjemahkan, semua itu dikarenakan sempitnya waktu, dan karena berharap kaum muslimin sudah banyak mengenal dan mempelajarinya, lantaran itu adalah pesan-pesan Alloh untuk kita semua, wabillahittaufiq.
Baca secara lengkap pada file pdf berikut ini…
Download : IKUT PEMILU ADALAH BUNUH DIRI
Mirror :
Semoga bermanfaat, barokallahufiikum
بسم الله الرحمن الرحيم
Oleh : Al Ustadz Abu Abdil Malik Abdul A’la Assugihany حفظه الله
Siapapun yang mengamati kondisi zaman akhir-akhir ini, pasti akan menyaksikan bahwa manusia semakin dikepung oleh beraneka ragam fitnah dan berbagai macam bencana, salah satu yang terparah adalah kerusakan aqidah disebabkan pertikaian dan silang sengkarut politik, yang dikemas dalam wadah pemilu dan demokrasi, maka harus diadakan penanganan beserta penanggulangan.
Pada dasarnya keharoman pemilu adalah sesuatu yang dikenal oleh setiap mukmin yang mendalami ilmu agama, keharomannya sudah banyak dibahas oleh para ulama, buku-buku yang ditulis mengenai keburukan dan kerugian yang dihasilkan oleh pemilu juga tidak sedikit.
Dan segala puji bagi Alloh yang telah memudahkan penulisan buku Tinta Ungu yang semoga mengupas tuntas mengenai hukum pemilu, insya Alloh dalam buku tersebut sudah ada jawaban yang mengobati seputar masalah ini, akan tetapi disebabkan ia memuat banyak nukilan kalam ulama yang tentunya perlu diterjemahkan, sementara kebutuhan penjelasan masalah ini sudah sangat mendesak mengingat waktu pemilu sudah semakin dekat, maka tiada pilihan lain selain meringkas buku tersebut dan mengemasnya dalam beberapa poin, maka dalam tulisan kali ini hanya akan dimuat ringkasnya, bagi yang ingin mendalami argumen beserta penjabaran yang lebih luas berikut kalam ulamanya silahkan kembali pada buku aslinya.
Berikut ini beberapa poin penting yang disarikan dari buku Tinta Ungu, yang sekaligus mayoritasnya merupakan alasan untuk katakan tidak pada pemilu, semua dicantumkan sesuai urutan pembahasan buku aslinya, jadi mungkin ada sedikit pengulangan yang kiranya masih dibutuhkan:
Baca secara lengkap pada file pdf berikut ini…
Download : 1051 – Katakan “Tidak” Pada Pemilu
Mirror :
Semoga bermanfaat, barokallahufiikum
بسم الله الرحمن الرحيم
Oleh : Al Ustadz Abu Abdil Malik Abdul A’la Assugihany حفظه الله
Download : TINTA MERAH – Islam dan demokrasi takkan pernah searah
Mirror :
Semoga bermanfaat, barokallahufiikum
بسم الله الرحمن الرحيم
Oleh : Al Ustadz Abu Abdil Malik Abdul A’la Assugihany حفظه الله
Download : TINTA UNGU – Mengupas tuntas tentang Pemilu
Mirror :
Semoga bermanfaat, barokallahufiikum
Karena mempelajari ILMU itu adalah untuk beramal, maka semestinya setelah kita mendapatkan ILMU, kita dengan bimbingan ILMU seharusnya memilih amalan shaleh yang paling tinggi nilai pahalanya di sisi Allah Ta’ala. Karena umur kita amat terbatas, waktu kita juga terbatas, kemampuan kita sangat terbatas. Sedangkan amalan yang semestinya kita tunaikan dari ILMU itu, sangat banyak. Oleh karena itu kita memilih amalan shaleh yang paling tinggi nilai pahalanya di sisi Allah Ta’ala. Agar kita dengan umur dan waktu yang singkat serta kemampuan yang terbatas, kita bisa mencapai amalan yang nilainya tinggi dan nilai pahalanya yang banyak disisi Allah Ta’ala.
Dan amalan yang paling utama dari ILMU itu adalah Tauhidullah yang maknanya ialah mentauhidkan Allah Ta’ala. Yaitu meyakini bahwa Allah itu satu dan tidak berbilang pada DzatNya. Juga meyakini bahwa hanya Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan menciptakan apa yang ada diantara keduanya dan segala isi keduanya. Hanya Dia yang memiliki dan menguasai seluruh alam semesta ini. Dan hanya Dialah yang menentukan pengaturan seluruh alam semesta ini. Dan hanya Dialah yang memelihara dan menjaga seluruh alam semesta ini. Dan pada akhirnya, hanya Dialah yang akan menghancurkan secara total seluruh alam semesta ini. Juga bertauhid kepada Allah ialah ketika kita meyakini bahwa hanya Allah lah yang sempurna dalam segala makna sifat-sifatNya dan hanya Dialah yang paling sempurna dalam Nama-NamaNya dalam segala maknaNya. Juga bertauhid kepada Allah itu ialah meyakini bahwa yang pantas mendapat persembahan segala macam peribadatan itu hanyalah Allah Ta’ala, sehingga melakukan segala macam peribadatan itu hanya ditujukan kepada Allah semata dan tidak kepada yang lainNya.
Allah Ta’ala berfirman tentang diriNya satu dan tidak berbilang pada DzatNya :
قل هوالله أحد – الله الصمد – لم يلد ولم يولد ولم يكن له كفوا أحد – سورة الأخلاص ١ – ٤
“Katakanlah bahwa Allah itu satu, dan Allah itu tempat bergantung segenap makhluq kepadaNya, Dia tidak melahirkan anak dan Dia tidak dilahirkan sebagai anak oleh siapapun, dan Dia tidak sederajat atau serupa dengan siapapun“. (QS. Al Ikhlas ayat 1 – 4)
Allah Ta’ala juga menyatakan bahwa hanya diriNya yang menciptakan seluruh alam semesta ini :
الله الذى خلق السماوات والأرض وما بينهما فى ستة أيام ثم استوى على العرش – ما لكم من دونه من ولي ولا شفيع أفلا تتذكرون – يدبر الأمر من السماء إلى الأرض ثم يعرج إليه فى يوم كان مقداره ألف سنة مما تعدون – ذلك عالم الغيب والشهادة العزيز الرحيم – الذي أحسن كل شيء خلقه وبدأ خلق الإنسان من طين – ثم جعل نسله من سلالة من ماء مهين – ثم سوى ه ونفخ فيه من روحه وجعل لكم السمع والأبصار والأفئدة قليلا ما تشكرون – السجدة ٤ – ٩.
“ Allah yang menciptakan langit yang tujuh dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam hari, kemudian Dia naik ke atas arsyNya. Tidak ada bagi kalian selain Allah yang bisa melindungi kalian dan tidak ada pula yang bisa mengizinkan pemberian syafa’at (pembelaan), tidakkah kalian ingat perkara ini. Dia mengatur segala sesuatu dari atas langit kemudian penetapan aturannya diturunkan ke bumi. Kemudian para Malaikat yang diutus untuk melaksanakan keputusanNya, mereka melaporkannya dengan naik dari bumi ke langit dalam tempo sehari tetapi ia adalah seribu tahun dalam hitungan kalian. Demikianlah bahwa Allah itu adalah Maha Tahu segala yang tak nampak dan segala yang nampak dan Dia Maha Mulia dan Maha Pengasih. Dia Allah yang menciptakan segala sesuatu dengan ciptaan yang paling baik, dan Dia menciptakan manusia pertama dari tanah liat, kemudian Allah jadikan anak turunannya dari air yang hina (yakni dari mani/cairan kental yang keluar dari kemaluan pria dan ofum/cairan indung telur yang keluar dari rahim wanita), kemudian Allah sempurnakan ciptaanNya menjadi manusia dan setelah itu Allah tiupan ruh padanya dan Allah ciptakan bagi kalian pendengaran dan penglihatan serta akal fikiran dan perasaan, akan tetapi sedikit sekali dari kalian yang bersyukur kepadaNya“. (QS. As Sajdah ayat 4 – 9)
Continue reading
Bismillah Seri Kajian Islam kali ini adalah membahas tentang Pokok-pokok Aqidah Islam karena kami melihat belum begitu banyak ummat Islam yang memahami tentang Aqidah Islamiyyah. Semoga kita dapat mengambil Ibrah dan penjelasan yang gamblang dari kajian ilmu tersebut dan dapat menjaga setiap langkah kita ketika menjalani kehidupan ini serta dapat tetap Istiqomah di dalam menempuh jalan al haq. Silahkan di simak dan di download di sini : Continue reading
Bismillah.. Berikut kami sampaikan Audio Kajian Islami Rutin Mingguan yang membahas Syarh Kitab Tauhid karya Asy-Syaikh ‘Abdurrohman bin Hasan bin Muhammad bin ‘Abdul Wahab -rahimahullah- (1193 – 1285 Hijriyah ) yang berjudul Qurratu ‘Uyuunil Muwahhidiin dibawakan oleh Al Ustadz Ja’far Umar Thalib حفظه الله di Masjid ‘Utsman bin ‘Affan, Degolan, Sleman, Yogyakarta. Silahkan di simak dan di download di sini :
Unduh Matan Kitab Qurratu ‘Uyuunil Muwahhidiin nya disini :
Bismillah..
Berikut kami sampaikan Audio Kajian Islami Rutin Mingguan yang membahas Syarh Kitab Tauhid karya Asy-Syaikh ‘Abdurrohman bin Hasan bin Muhammad bin ‘Abdul Wahab -rahimahullah- (1193 – 1285 Hijriyah ) yang berjudul Qurratu ‘Uyuunil Muwahhidiin dibawakan oleh Al Ustadz Ja’far Umar Thalib حفظه الله di Masjid ‘Utsman bin ‘Affan, Degolan, Sleman, Yogyakarta.
Silahkan di simak dan di download di sini :
Unduh Matan Kitab Qurratu ‘Uyuunil Muwahhidiin nya disini :
Mirror : Continue reading
Bismillah..
Berikut kami sampaikan Audio Kajian Islami Rutin Mingguan yang membahas Syarh Kitab Tauhid karya Asy-Syaikh ‘Abdurrohman bin Hasan bin Muhammad bin ‘Abdul Wahab -rahimahullah- (1193 – 1285 Hijriyah ) yang berjudul Qurratu ‘Uyuunil Muwahhidiin dibawakan oleh Al Ustadz Ja’far Umar Thalib حفظه الله di Masjid ‘Utsman bin ‘Affan, Degolan, Sleman, Yogyakarta.
Silahkan di simak dan di download di sini :
Unduh Matan Kitab Qurratu ‘Uyuunil Muwahhidiin nya disini :
Mirror : Continue reading
Recent Comments